Selasa, 07 Juli 2009

Untitled...

Dibuat pada : 19 April 2008


Melalui kesedihanku, kesakitanku, kekecewaan yang kuhadapi, kebodohan diri dalam mengambil keputusan, keberhasilanku, kegembiraanku, dan kehidupanku.

Semua hal - hal tersebut meramu ku sedemikian rupa, menantangku di dalam pergumulan ku, menusukku di dalam kesakitan ku, menekanku di balik kekecewaan yang kuhadapi, menjatuhkanku di saat kesedihan mendalam menerpa, menantang kesombongan ku saat ku sukses, mengacaukan pikiranku saat ku bergembira dan mencinta, menggoda hidupku.

Apa yang kudapat?? Apa yang sedang ku cari?? Apa yang…. membuat ku hilang dari keberadaanku sendiri??

Tusuk aku dengan pedangmu! Aku kan tertawa dihadapanmu karena kekuatanku dan menangisi keteguhanku di balik tirai yang terselubung.

Cambuk aku dengan cambukmu! Air mata yang keluar dari mata ini mengobarkan keteguhan yang semakin kuat, sampai ku sendiri menangisi keteguhan yang sedang ku genggam.

Gerogoti aku dengan belatung yang bertebaran! Biarkan ku tersenyum manis sampaii membuatmu bingung, dan perih sakit dari gigitan tersebut, biarkan ku menikmatinya di dalam pedihku.

Cobai aku dengan segala keindahan hidup dan indahnya sebuah harapan, biarkan ku menikmatinya sementara kalian mempersiapkan belati di balik punggung kalian masing - masing.

Tusuk aku! Tusuk! Biarkan aku menunjukkan tangisan darahku di hadapan kalian agar kalian puas! Dan tinggalkan aku sendiri di dalam sangkar pedih dukaku.

Perlukah ku menjerit kepadaNya?? Cuih! Pikirkan baik2 dahulu han.

Ku tahu ini semua merupakan titik dimana sebuah tujuan yang jelas sedang ku capai. Ku tahu semua itu.

Tapi… Walaupun begitu… Ini begitu sakit… sakit…! sak i i t t t . . .

Kadang ku mampu tersenyum, memalsukan kepedihan yang ada di dalam diri ini.
Kadang ku harus membantu, walaupun ku tahu kalau akulah yang paling memerlukan bantuan.
Kadang ku perlu rela, walaupun hatiku bergejolak sebuah keinginan yang besar untuk memiliki.
Kadang ku mesti terlihat dingin, walau dikira keji, tetapi semua ku lakukan bukan tuk kebaikan ku sendiri.

Kenapa aku harus menjadi seperti ini?? Menjadi seperti ini?? seperti ini??

Menjadi orang yang rela, dan membiarkan dirinya disakiti demi keindahan hidup org lain? sementara ku seorang diri harus menanggung sakit dan pedihnya dibenci dan dicaci maki. Pedihnya tak dapat memiliki. Pedihnya tak dibantu, pedihnya ditolak sebagai sebuah keberadaan??

Biarkan ku dan segenap hati ini belajar untuk bisa menghadapi semua itu demi banyak hidup yang bisa tersenyum karnaku, daripada hidup ini, yang tidak sebanding dengan kebahagiaan orang - orang yang bisa ku buat tersenyum.

Tidak ada komentar: