Selasa, 07 Juli 2009

SuperMom!

Dibuat pada : 21 Desember 2006

SUPERMOM!

Dia selalu bangun jam 7.30 pagi, tepat sebelum saya berangkat kerja. Setelah bangun, dia
melakukan semua pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh seorang ibu, kecuali memasak. Dia ga pernah makan pagi, sehingga dia makan pas jam makan siang saja. Dia bekerja dari pagi hingga malam hari. Saya jarang sekali melihat dia sedang beristirahat saat saya baru pulang dari kampus, tetapi lebih sering melihat dia masih mengerjakan pekerjaannya. Bahkan saya lebih sering melihat dia bekerja sampai tengah malam. Sayang, andai saja saya bisa membantunya, pasti saya akan datang membantunya. Tetapi apa daya, menjahit bukanlah keterampilan saya.

Dia
lebih sering turun ( karena kerjanya di lantai atas ) hanya untuk memuaskan dahaganya, dan kemudian kembali bekerja. Dia hanya akan turun untuk makan siang dan makan malam dan saat saya atau adik – adik saya pulang, tp itupun hanya sekejap ( maksudnya cm sebentar ). Dia selalu tersenyum kepada saya saat saya baru pulang dari kerja, walaupun kadang agak terlambat sampai rumah karena beberapa hal. Dia mudah sekali menjadi tidak tenang ( khawatir, red ) kalau – kalau saya pulangnya terlambat, dan dengan segera menghubungi Hp saya.

Kadang, dia datang
ke kamar saya hanya untuk mengetahui apa yang sedang saya lakukan dan kemudian tersenyum. Kata – kata pertama yang selalu dia ucapkan saat saya baru sampai rumah saat pulang dari kerja adalah,”udah makan belum??” ( dengan logat kalimantan yang kental ). Dia sering datang menghampiri saya yang sedang menonton tv dan membelai rambut saya sambil bertanya,”gimana hari ini?? Cape??”. Kata – kata yang begitu menenangkan hati. Suatu wujud perhatian yang ga pernah bisa didapat dari orang lain kecuali dia.

Kadang dia sering marah
karena keteledoran kami ( anak – anaknya ), tetapi dengan sekejap kembali tersenyum. Saya bisa mengerti mengapa dia marah dibalik kelelahannya bekerja. Dan saya selalu berusaha menenangkan dia. Ibu yang sama bagi semua anak, yang tegar dilihat dari luar, tetapi juga sering menangis di dalam hatinya karena perbuatan anak – anaknya. Pernah saya memergokinya sedang menangis di kamarnya, dan saya disadarkan lagi akan betapa besar perjuangannya. Bukan untuk kesenangan pribadinya, tetapi untuk menghidupi keluarganya sehari – hari. Bukan untuk keuntungan diri sendiri, tetapi untuk semuanya. Dia ga pernah menikmati enaknya hidup selain dari menonton tv. Dia ga pernah jalan – jalan, bahkan ke mall.

Dia ga pernah sekalipun membeli pakaian baru untuk dirinya sendiri
kecuali setelah bisa membelikan pakaian baru untuk keluarga. Dia selalu memakai pakaian yang sama selama bertahun – tahun. Kadang, keluarga harus makan seadanya demi membayar tunggakkan uang sekolah adik – adik saya. Sosok wanita yang tegar. Tujuan hidupnya hanya berupa kata – kata yang sederhana, menghidupi keluarga. Tetapi perjuangan yang dia lakukan, melebihi bayangan orang – orang tentang bagaimana menghidupi keluarga. She’s my super mom. Love u mom.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

senangnya, gue ga pernah punya mama kayak gini. i envy you ;)

-nis-